Selamat Datang di
PT. SUMUNDO MINERAL

Anggota Gratis
PT. SUMUNDO MINERAL
Indonesia
  • Katalog Produk

    e-Book Pengolahan Emas Menggunakan Merkuri,  Sianida,  Thiosulfat,  Air Raja

    e-Book Pengolahan Emas Menggunakan Merkuri, Sianida, Thiosulfat, Air Raja

    Harga:
    Rp 300.000, -
    Jumlah Pesanan:
    Negara Asal:
    Indonesia
    Cara Pembayaran:
    Transfer Bank (T/T), Tunai
    Kemas & Pengiriman:
    eBook

    Keterangan :

    Isi Buku

    E-book " Pengolahan Emas Menggunakan Merkuri, Sianida, Thiosulfat, Air Raja" dibuat untuk mengatasi berbagai masalah dan kelemahan yang timbul dalam proses pengolahan mineral emas. Buku ini merangkum berbagai hasil penelitian yang diterapkan sebagai solusi dalam meningkatkan perolehan dan efisiensi pengolahan dari berbagai jenis batuan emas di Indonesia.

    Isi Pokok :

    Pembahasan dasar-dasar metalurgi yang mudah dipahami pembaca dari berbagai kalangan ( umum) , dengan titik berat pada proses-proses yang melibatkan logam secara umum, serta emas dan perak secara khusus.

    Teknik aplikasi pengujian batuan emas secara mudah menggunakan peralatan yang serba murah namun berakurasi tinggi.

    Panduan lengkap proses ekstraksi air raksa, pelarutan/ pelindian/ leaching dengan tingkat perolehan yang tertinggi dalam skala produksi, beserta cara-cara pembuatan peralatan produksi.

    Cara penggunaan merkuri/ air raksa, sianida, thiosulfat, air raja, karbon aktif, zinc dust, timbal, dan alat elektrowinning yang tepat dalam proses ekstraksi.

    Penerapan teknik pemurnian emas dan perak secara kuantitatif maupun secara elektrolisis.

    Metode penanganan limbah cair yang aman dan murah.

    Tips pembuatan bahan-bahan kimia pendukung, seperti ; timbal II nitrat, perak nitrat, besi III, dan bahan kimia lainnya.

    Keanekaragaman jenis mineral batuan emas dari masing-masing daerah memerlukan teknik pengolahan yang juga berbeda antar berbagai jenis batuan tersebut. Ebook ini disusun melalui berbagai praktek lapangan dari berbagai wilayah dan jenis batuan, sehingga diharapkan para pembaca dapat menerapkan isinya secara tepat berdasarkan jenis batuan setempat.

    Isi buku dibagi dalam 17 bab yang sesuai dengan urut-urutan proses dalam pengolahan batuan emas. Setiap bab mengulas secara mendalam bagian-bagian dari prosesnya, disertai gambar-gambar yang lengkap dari berbagai proses tersebut.

    Bab I merupakan pengantar yang mengulas secara umum tentang batuan mineral emas, berbagai proses pengolahan dan macam-macam bahan kimia pelarut emas.

    Bab II berjudul â Pengenalan Kimia Dasar â , merupakan bagian pengantar dari proses pengolahan emas yang sebagian besar berhubungan dengan reaksi kimia. Bagian ini disajikan dengan bahasa yang sesederhana mungkin sehingga dapat dipahami dengan mudah oleh segala kalangan pembaca.

    Pada bab III ulasan semakin menjurus pada pemahaman material emas dan perak. Bagian ini sebenarnya lanjutan dari pembahasan pada Bab II, hanya saja ulasan dititikberatkan pada unsur-unsur logam emas dan perak. Bab ini diberi judul â Sifat-Sifat Kimia dan Fisika Emas dan Perakâ , mengulas berbagai hal yang berhubungan dengan sifat-sifat logam tersebut, seperti ; titik leleh, berat jenis, kemampuan larut dalam berbagai pelarut, dan berbagai sifat-sifat lainnya.

    Bab IV mendeskripsikan berbagai jenis batuan emas dan ragam teknik pengolahannya. Batuan emas memiliki berbagai jenis yang didasarkan sifat mineral senyawa-senyawa logam yang menyertainya ( seperti tembaga, zinc, timbal, besi, dan sebagainya) . Batuan oksida, karbonat, sulfida, dan sebagainya, diulas secara gamblang pada bagian ini, disertai penjelasan cara-cara pengolahannya.

    Pada bagian V pembahasan dititikberatkan pada proses-proses pengolahan awal secara mekanis, yang bertujuan membuka penampang permukaan logam emas agar mampu kontak langsung dengan berbagai ekstraktor ; air raksa/ merkuri, pelarut sianida, thiosulfat, maupun air raja. Proses mekanis adalah proses penghancuran dan penghalusan batuan emas hingga berukuran sangat halus ( di atas mesh 150) dengan berbagai mesin yang sesuai dengan tingkat ukuran partikelnya. Proses mekanis adalah proses yang sangat penting, sehingga keberhasilan pengolahan emas ( gold extraction) sangat bergantung kepada proses ini. Partikel lumpur yang dihasilkan dari penggilingan batuan emas sebaiknya memiliki ukuran yang sangat halus agar proses liberalisasi ( pembebasan partikel logam emas) menjadi optimum serta tingkat kecepatan larut makin tinggi ( jika menggunakan ekstraksi pelarutan) . Sebaliknya pada pengolahan menggunakan merkuri, pertimbangan ukuran bijih emas minimum justru menjadi pertimbangan utama. Ukuran bijih yang terlalu halus justru menyulitkan dalam pengolahan menggunakan merkuri, disebabkan proses ekstraksi lebih bersifat fisik.

    Proses-proses pengujian mineral emas disajikan dengan lengkap pada bab VI. Pada bagian ini, berbagai teknik pengujian mineral dipaparkan dengan lengkap, baik dengan cara - cara yang modern hingga pengujian yang menggunakan peralatan yang sederhana. Hasil dari proses pengujian berupa wujud nyata logam emas yang diekstraksi melalui proses cepat, sehingga pembaca dapat menentukan jumlah logam emas/ perak yang terkandung di dalam batuan dalam waktu yang sangat cepat. Pengujian akurat bertujuan mengetahui jumlah pasti kandungan logam emas dan perak per metrik-ton batuan, jenis-jenis dan kuantitas masing-masing logam ikutan, dan perlakuan khusus apa saja yang harus dilakukan terhadap berbagai jenis batuan tersebut. Disamping pengujian yang akurat, pengujian indikasi juga diajarkan pada bagian ini, sehingga proses pengujian batuan dapat dilakukan secara mobile dan on-site. Pengujian indikasi diperlukan agar kita dapat mengetahui apakah suatu batuan mengandung logam emas ataupun tidak, tingkat emas terkandung tinggi atau rendah, dan sebagainya. Pengujian kandungan logam-logam pengotor juga merupakan hal yang sangat penting dilakukan, agar dapat diketahui jenis-jenis logam pengotor, kuantitasnya dalam batuan, teknis penaganan dan penanggulannya pada tahapan oksidasi. Proses pengujian mineral emas yang disajikan pada bagian ini juga disajikan dalam bentuk petunjuk praktek di lapangan dengan penggunaan bahan-bahan kimia yang terukur secara pasti. Teknik dan proses pengujian yang diajarkan dalam ebook ini ditemukan oleh tim Sumundo berdasarkan betapa pentingnya pengujian kandungan emas sebelum proses produksi dilakukan, untuk menimbulkan tingkat kepastian hasil sebelum proses produksi berjalan.

    Peralatan-peralatan tromol/ glundung untuk proses yang menggunakan air raksa, reaktor ( tong) dan alat-alat pendukung lainnya ( khususnya berhubungan dengan proses leaching/ pelarutan) dideskripsikan dengan jelas pada bab VII, sehingga pembaca dapat dengan mudah membuat alat yang sama untuk melakukan proses sendiri. Penggunaan alat proses yang kurang baik menimbulkan permasalahan tersendiri dalam proses produksi, yang berimplikasi pada rendahnya tingkat perolehan emas yang dihasilkan.

    Bab VIII menitikberatkan pada pembahasan berbagai proses oksidasi ( liberalisasi) lumpur. Proses mekanis hanya mampu membuka 60% dari permukaan logam emas, disebabkan keterbatasannya dalam penggerusan partikel emas mikro. Proses oksidasi sangat diperlukan agar lapisan permukaan emas dapat terbebaskan dari berbagai material pengotor. Banyaknya material pengotor yang menempel di permukaan emas akan menyulitkan dalam proses leaching dan menurunkan tingkat perolehan logam emas pada tahap ekstraksi sianida. Oksidasi tidak hanya bertujuan membuka selubung emas, akan tetapi juga berfungsi mengurangi jumlah logam pengotor pada batuan yang memiliki kandungan logam pengotor tinggi ( batuan berkandungan tembaga tinggi, batuan emas yang mengandung logam golongan platina, pyrite, dan beberapa jenis garam logam lain yang turut bereaksi dengan sianida pada proses leaching. Berbagai teknik oksidasi dari berbagai jenis batuan diajarkan pada bagian ini, termasuk juga diantaranya pembuatan berbagai jenis oksidator ( seperti cara pembuatan garam timbal II nitrat dan perak nitrat) . Penjelasan berbagai proses oksidasi juga diikuti oleh petunjuk cara-cara mempraktekkannya, dengan takaran-takaran penggunaan bahan kimia yang terukur.

    Proses pengolahan menggunakan merkuri disajikan secara luas pada bab IX. Pada bagian ini titikberat penyajian adalah berbagai upaya terukur yang dapat dilakukan agar tingkat perolehan logam emas mampu mencapai persentase tertinggi, bahkan mampu mencapai tingkat 80% . Pemaparan yang jelas terhadap karakteristik bijih emas dalam batuan, berbagai penghalang sehingga hasil proses amalgamasi rendah dijelaskan dengan cukup rinci. Berbagai pilihan solusi juga dijelaskan dengan gamblang, empiris, dan mudah dipahami.

    Pembahasan proses pelarutan ( proses leaching / gold dissolving) menggunakan sianida dilakukan pada bab X. Mekanisme terjadinya pelarutan logam emas dan perak membentuk ion kompleks dibahas secara teknis, hal-hal apa saja yang menyebabkan kestabilan ion kompleks, hal-hal yang mempengaruhi instabilitas senyawa kompleks, pengaruh mineral logam-logam ikutan terhadap konsumsi sianida. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada proses leaching dibahas secara baik dalam bab ini, diantaranya ; penanganan dan pengendalian pH, pengendalian tingkat kelarutan oksigen, jumlah berat maupun volume lumpur per metric ton air, jumlah efektif penggunaan sianida yang ekonomis ( yang diberikan secara bertahap sesuai kondisi reaksi yang terjadi) , jumlah karbon yang diberikan ( melalui pengujian tingkat serapan karbon terhadap larutan emas / gold solution) , pengujian material padat terhadap masih adanya kemungkinan sebagian dari logam emas yang belum terlarut, pengendalian resiko instabilitas ikatan kompleks logam emas dan perak, dan beberapa pembahasan materi lainnya.

    Proses pelarutan menggunakan thiosulfat dipaparkan secara mendalam pada bab XI. Pada kondisi normal thiosulfat memiliki berbagai kelemahan dibanding sianida, terutama pada tingkat kecepatan pelarutan yang relatif jauh lebih lambat, dan penggunaan zat pelarut yang jauh lebih banyak, sehingga hingga saat ini penggunaan thiosulfat sebagai pelarut tidak populer sama sekali. Meskipun thiosulfat memiliki berbagai keunggulan lain seperti sifatnya yang tak beracun, harga yang sangat murah, dan tak ada peraturan pemerintah yang melarang penggunaan zat kimia ini. Sumundo telah melakukan penelitian dan berbagai terobosan untuk mengatasi berbagai kelemahan thiosulfat, dan hasilnya dituangkan pada bab ini. Kecepatan pelarutan dapat ditingkatkan hingga maksimum ( bahkan melebihi kecepatan penggunaan sianida) , dengan penggunaan thiosulfat yang minimum, tingkat ekstraksi logam emas hingga 95% , dan biaya produksi yang jauh lebih murah dibanding penggunaan sianida.

    Proses pelarutan menggunakan air raja ( aqua regia) dibahas secara mendetail pada bab XII. Air raja memiliki selektifitas yang rendah, karena melarutkan hampir semua jenis logam ; dan ini merupakan kelemahan air raja dibanding pelarut-pelarut jenis lainnya. Perak tak terlarut dalam air raja, justru mengendap membentuk senyawa tak larut perak klorida ; padahal pada umumnya emas selalu bercampur dengan perak. Untuk mengatasi berbagai kelemahan ini dilakukan berbagai terobosan dan rekayasa kimia, sehingga air raja menjadi salah satu pelarut emas yang layak digunakan dalam proses produksi.

    Proses ekstraksi emas dari larutannya dibahas pada bab XIII. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengekstraksi logam emas dari larutannya. Pada proses ekstraksi menggunakan sianida, ekstraksi emas dari larutan dapat menggunakan karbon aktif, metoda pertukaran kation menggunakan logam zinc, dan ekstraksi menggunakan proses elektrokimia yang secara umum lebih dikenal sebagai proses electrowinning. Penggunaan karbon aktif diajarkan dengan 2 cara, yaitu ; metoda CIP ( Carbon In Pulp - Karbon masuk ke dalam reaktor/ tong) , metoda CIC ( Carbon In Column - karbon yang dialirkan secara berlawanan terhadap aliran lumpur) . Metoda pengendapan menggunakan zinc ( Merill-Crowe) juga dibahas dengan baik, antara lain ; penggunaan debu zinc ( zinc dust) , penggunaan serat/ lembaran zinc ( zinc coil) , berbagai kendala dan keuntungannya.
    Ekstraksi emas dari larutannya pada proses leaching menggunakan thiosulfat memiliki cara yqang berbeda ; penggunaan karbon aktif maupun zinc tak dapat dilakukan pada metoda ini. Ekstraksi menggunakan bahan kimia presipitator menjadi pilihan utama, disamping menggunakan bahan logam pengendap maupun proses elektrowinning.
    Ekstraksi emas dari larutan kompleksnya jika menggunakan pelarut air raja dibahas secara lengkap, mulai dari ekstraksi menggunakan pengendap logam ( berbagai jenis logam) , ekstraksi selektif menggunakan larutan besi III, ekstraksi menggunakan reduktor sodium metabisulfit, hingga proses ekstraksi secara elektrokimia.
    Pada bagian ini, berbagai cara proses tersebut dibahas tuntas dan lugas, sehingga pembaca dapat menerapkannya dengan mudah, meskipun sebelumnya tanpa pengalaman sama sekali. Hal terbaru dari buku ini adalah pembahasan penggunaan elektrowinning dalam proses ekstraksi ; cara pembuatan alat, penetapan tegangan tetap pada nilai tertentu untuk memperoleh selektifitas logam yang tereduksi di katoda ( dalam hal ini emas dan perak) , berbagai varian anoda-katoda yang tahan terhadap oksidasi, teknik recovery sianida pada saat electrowinning terjadi, dan beberapa penjelasan lainnya. Sebagaimana diketahui, proses yang menggunakan system electrowinning memiliki berbagai keunggulan dibanding cara-cara ekstraksi jenis lainnya.

    Tahapan akhir pengolahan menggunakan karbon, zinc, electrowinning, dan sebagainya dikupas pada bab XIV. Hasil dari ekstraksi menggunakan karbon, zinc, berbagai jenis logam dan bahan kimia ( pada proses menggunakan thiosulfat) , dan electrowinning adalah konsentrat logam emas, perak, dan sebagian berupa logam-logam pengotor seperti tembaga, zinc, dan berbagai jenis logam lainnya. Ada 2 cara perlakuan terhadap karbon yang kenyang ; 1. pengurasan cairan emas/ perak dari dalam ruang-ruang karbon sehingga karbon dapat digunakan kembali, 2. pembakaran karbon untuk menguapkan karbon menjadi udara dan mereduksi garam emas menjadi logamnya. Penanganan dari konsentrat zinc juga dijelaskan secara terinci, termasuk cara-cara mengeliminasi sisa-sisa logam zinc maupun senyawa tak larut unsur zinc dari konsentrat emas ( agar proses peleburan menjadi mudah dan tak menimbulkan polusi udara berupa asap oksida zinc) . Pada bab ini dibahas dengan cukup baik berbagai teknik yang dapat dilakukan untuk menghasilkan logam emas dan perak dari konsentrat-konsentrat tersebut.

    Bab XV membahas berbagai jenis proses yang dapat dilakukan untuk memisahkan logam emas dan perak, serta memurnikan masing-masing logam. Pemisahan dan pemurnian dapat dilakukan secara konvensional maupun menggunakan proses elektrokimia, yang secara umum sering disebut sebagai proses elektrolisa. Proses-proses tersebut disajikan dengan baik dan lengkap pada bagian ini, diikuti dengan petunjuk cara-cara melakukannya, sehingga pembaca dapat langsung melakukan praktek tanpa mengalami kesulitan apapun.

    Pada bab XVI diajarkan cara-cara penanganan limbah cair hasil proses sianida, thiosulfat, air raja, agar dampak negatifnya terhadap pencemaran lingkungan dapat ditekan serendah mungkin. Pada dasarnya racun sianida disebabkan masih adanya unsur sianida bebas di dalam larutan limbah. Untuk mereduksi hal ini, maka dibutuhkan perlakuan secara kimiawi terhadap sisa-sisa sianida yang ada, agar terjadi pengendapan, perubahan senyawa, dan beberapa teknik penetralan lainnya. Limbah cair thiosulfat tak begitu mengkhawatirkan disebabkan tingkat racunnya 0% , akan tetapi tetap merupakan gangguan karena dapat mencemari perairan, untuk itu cairan limbah ini pun perlu dinetralisir dengan baik. Limbah cair dari proses menggunakan air raja bersifat sangat asam dan sangat korosif ( bahkan uapnya saja pun dapat merusak dengan cepat bahan-bahan yang terbuat dari logam, sehingga perlu penanganan khusus agar aman dibuang. Pada bagian ini diajarkan juga cara-cara pembuatan bahan kimia penetralisir limbah, seperti pembuatan garam besi III, tawas, dan berbagai tips lainnya.

    Bab XVII mengupas tentang pengolahan emas dari limbah buangan ( tailing) hasil proses sianidasi yang dilakukan dengan proses yang biasa/ tradisional. Berdasarkan temuan di lapangan ( dari berbagai sentra pengolahan emas di seluruh daerah) , ditemukan bahwa limbah-limbah dari buangan proses sianida yang dilakukan oleh kalangan umum sebelum ini ternyata masih memiliki tingkat yang sangat ekonomis untuk diolah kembali. Jumlah limbah yang tersedia untuk saat ini mencapai belasan juta metric ton, suatu kuantitas yang sangat besar. Hasil penelitian yang dilakukan, rata-rata kandungan logam emas dari limbah buangan proses sianidasi antara 4, 5 â 7 gram per metric ton, sehingga sangat layak untuk diolah kembali ( tentunya jika menggunakan kaidah-kaidah proses yang benar) .

    Ebook disajikan dalam bentuk teori, praktek, dan gambar-gambar dari berbagai proses yang dilakukan.Penyajian yang padat dan berisi membuat ebook ini sangat layak dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan proses pengolahan sianidasi.

    - Ukuran kertas A4.
    - Tebal 325 halaman.

    Harga : Rp 300.000, - ( harga sewaktu-waktu berubah)
    + Gratis Biaya Konsultasi Pengolahan
    + Gratis Download Edisi Terbaru dari buku yang sama.

    Cuplikan buku dapat dilihat di : http: / / www.sumundomineral.com



Anda mendapat [3] permintaan baru.
Ke Menu Anggota

Depan - Penawaran Dagang - Daftar Produk - Daftar Permintaan - Daftar Kerjasama - Daftar Perusahaan
© 2024 Indotrade.co.id. Hak Cipta Dilindungi Undang-undang.